Search This Blog

Home » » KENDALA KEMAJUAN INDUSTRI HULU MIGAS INDONESIA

KENDALA KEMAJUAN INDUSTRI HULU MIGAS INDONESIA

Posted by BERSAMA MERAIH KESUKSESAN on Tuesday, 17 October 2017

KENDALA KEMAJUAN
INDUSTRI HULU MIGAS INDONESIA


 


 Disusun Oleh :

Nama                   : SIMON BENNY REZKY SINAGA
Universitas          : STEM Akamigas
Nomor Telepon   : 082363362032
Alamat E-mail     : simonbennyrezkysinaga@gmail.com



KENDALA KEMAJUAN INDUSTRI HULU MIGAS INDONESIA

            Penurunan harga minyak dunia mengakibatkan efek domino bagi seluruh industri yang ada di dunia dan khususnya industri migas sendiri. Penurunan harga minyak dunia ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti melimpahnya produksi minyak dari Amerika Serikat, sengketa lahan yang berujung peperangan, dan banyak faktor lainnya. Penurunan harga minyak dunia ini sangat berdampak bagi negara yang memprioritaskan sektor minyak dan gas bumi sebagai pendapatan negara tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang memprioritaskan sektor migas sebagai sektor pendapatan utama negara. Akan tetapi, akibat dari efek domino turunnya harga minyak dunia ini membuat sektor hulu migas Indonesia semakin mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan kegiatan sektor hulu migas Indonesia sangat berdampak bagi semua elemen industri dan masyarakat Indonesia. Penurunan kegiatan industri hulu migas Indonesia membuat Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas di Indonesia memilih untuk tidak melanjutkan kontrak atau bahkan enggan untuk mengelola kegiatan industri hulu migas Indonesia. Selain dari penurunan harga minyak dunia, KKKS Migas merasa kesulitan dalam melaksanakan tugas mereka dikarenakan ada beberapa faktor permasalahan yang mereka rasakan saat mengelolah wilayah kerja di Indonesia. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh KKKS Migas di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.    Ketertinggalan Teknologi Migas Indonesia
   Penurunan laju produksi suatu lapangan migas dapat menjadi patokan dari menurunnya jumlah cadangan migas yang terkandung di dalam reservoir minyak dan gas bumi. Di dalam kegiatan industri hulu migas, dikenal dua tahap utama yang membangun industri hulu migas, yaitu eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Di dalam tahap eksplorasi yang dilakukan oleh beberapa KKKS Migas di Indonesia telah menggunakan teknologi yang maju dan membantu KKKS dalam mengidentifikasi suatu wilayah yang mengadung minyak dan gas. Akan tetapi, penggunaan teknologi yang maju tersebut mengalami permasalahan dan permasalahan tersebut tidak lain adalah teknologi yang tidak tersedia di Indonesia. Kenapa teknologi tidak tersedia di Indonesia? Jawaban yang pasti adalah negara kita belum bisa menciptakan teknologi tersebut. Menurut penulis, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang memiliki inovasi teknologi yang dapat memajukan industri hulu migas Indonesia, tetapi mengalami kendala di dalam keuangan dan pengujian inovasi teknologi itu sendiri. Bukan rahasia lagi bahwa di dalam pengajuan pengujian suatu alat di lapangan migas sangat sulit dikarenakan biaya yang dikeluarkan akan banyak jika alat tersebut gagal. Akan tetapi, jika pengajuan pengujian alat tersebut sangat sulit diterapkan, maka akan membuat si pemilik inovasi menjadi enggan berinovasi atau bahkan mengembangkan inovasinya di negara yang bersedia menanggung segala kegiatan pengujian.


2.    Kurangnya Pengetahuan Tentang Metode EOR (Enhanced Oil Recovery)
   EOR (Enhanced Oil Recovery) adalah suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan cadangan minyak pada suatu sumur dengan cara mengangkat volume minyak yang sebelumnya tidak dapat diproduksi atau bisa dikatakan EOR ini adalah optimisasi pada suatu sumur minyak agar minyak-minyak yang kental, berat, poor permeability dan irregular faultlines bisa diangkat ke permukaan. EOR ini juga berhubungan dengan teknologi yang akan digunakan. Banyak sekali metode EOR yang telah dikembangkan di dunia, seperti Thermal Recovery, Gas Miscible, Chemical Flooding. Kemajuan pengetahuan mengenai EOR ini dapat dilihat pada penerapannya di Amerika Serikat. Beberapa industri migas di Amerika Serikat menggunakan metode Thermal Recovery untuk memanaskan minyak mentah dalam formasi sehingga viskositas berkurang dan menguapkan sebagian dari minyak sehingga menurunkan rasio mobilitas. Selain itu, peningkatan panas mengurangi tegangan permukaan dan meningkatkan permeabilitas minyak. Dengan menerapkan metode EOR tersebut, jumlah produksi dan cadangan minyak Amerika Serikat meningkat tajam sehingga menjadikan negara tersebut menjadi negara dengan jumlah produksi minyak terbesar setiap hari. Pengetahuan mengenai EOR ini dapat menjadi fokus utama Indonesia jika ingin meningkatkan produksi dan cadangan migas Indonesia, sehingga industri hulu migas Indonesia tidak mengalami penurunan kegiatan.

3.    Peraturan dan Perizinan yang Tidak Tetap dan Berbelit-belit
   Peraturan dan perizinan yang tidak tetap dan berbelit-belit ini membuat KKKS atau pelaku industri hulu migas menjadi kesulitan bahkan enggan dalam menjalankan kegiatan hulu migas. Banyaknya peraturan dan perizinan yang diterapkan membuat banyaknya waktu yang dikeluarkan untuk memulai kegiatan hulu migas. Akan tetapi, saat ini telah ditanggapi cepat oleh pemerintah dan cukup hanya tujuh hari pengurusan perizinan industri migas di Indonesia.


            Kemajuan industri hulu migas tidak terlepas dari pengetahuan, teknologi, dan perizinan yang diterapkan. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia harus lebih pro aktif dalam mengelola dan mengkaji segala elemen yang ada dalam kegiatan industri hulu migas untuk memajukan industri hulu migas Indonesia yang mengalami penurunan.

Thanks for reading & sharing BERSAMA MERAIH KESUKSESAN

Previous
« Prev Post

0 komentar:

If you can't fly then run,
If you can't run then walk,
If you can't walk then crawl,
But whatever you do you have to keep moving forward.

Martin Luther King Jr

Popular Posts

Followers