Mungkin terdengar tidak asing lagi dengan lirik ini ditelinga saudara/i atau mungkin apakah ada yang sangat menyukai tiga penggal kata tersebut?
Kisah ini bermula dari seorang anak berumur 8 tahun yang diminta oleh ibunya untuk membelikan sabun pencuci rambut. Anak tersebut sudah berulang kali menolak tetapi karenapancaran mata sang ibu, anak tersebut juga rela membelinya. Sampai pada pinggir jalan, anak tersebut sangat bingung karena jalanan amat ramai dan dia hampir menangis karena dia akan telat membelikan sabun itu kepada ibunya.
Tiba-tiba sekisar 5 menit setelah anak itu keluar dari rumah, terdengarlah suara yang sangat keras dari jalan raya dan ternyata anak tersebut telah tertabrak dan terpental sejauh 4 meter. Saat itu semua orang memanggil sang ibu dan sang ibu beserta ayah dan abang si anak keluar dan menangis melihat sang anak terbujur kaku, akan tetapi tiba-tiba sang anak sadar dan berkata,"Kenapa engkau menangis ibu? Maaf sabunnya belum sempat aku beli". Sang ibu dan ayah langsung memopong anak tersebut ke rumah dan memberikan anak itu minum susu dan ternyata anak tersebut memuntahkan darah yang menggumpal. Keluarga itu panik dan anak tersebut dibawa ke RS Santa Maria Pekanbaru dan diperiksa. Dokter mengatakan anak itu tidak apa-apa dan keluarga itu membawa anak itu pulang ke rumah. Sang ayah meminta agar anak itu istirahat dulu. Tepat pukul 11.00 WIB, anak itu bangun dan kembali ibu itu memberikan anak itu minum susu coklat yang sangat disukai, akan tetapi tetap anak itu muntah darah bahkan sangat banyak dan anak itu langsung dibawa kepada ahli obat tradisional. Akan tetapi ahli obat itu langsung menyuruh keluarga itu membawa anak itu ke RS kembali karena di otak anak tersebut terjadi pembekuan darah dan saat itu juga anak itu terjatuh dan tidak sadar. Anak itu membuka mata dan ternyata sudah ada di dalam sebuah mobil dengan sang ibu yang bercucuran air mata. Anak itu hanya mengatakan,"Aku sayang Mama, Bapak, abang. Aku ingin jadi Menteri dan bisa membantu orang". Setelah mengatakan itu, anak itu tidak sadar dan keluarga itu panik dan sang ayah menangis. Supir ambulans tersebut merasa sedih karena teringat anaknya hingga ia menolong membawa ambulans secepatnya. Tiba di S Awal Broch International dan sang ayah sempat konflik dengan dokter karena dokter mengatakan bahwa anak itu tinggal hitungan detik, akan tetapi dokter mengatakan dia akan datang 15 menit lagi.hingga sang ayah memarahi dokter. Tibalah anak itu masuk ruang operasi dan ketika anak itu masuk, seorang pasien keluar dan terbujur kaku. Pasien tersebut berumur 25 tahun dan kasusnya sama seperti anak itu dan persentase anak itu hidup sudah bisa diketahui. Sampai pada ruang operasi, anak itu sempat sadar dan mengatakan kepada dokter bahwa dia ingin jadi sukses dan berguna bagi orang lain. Seketika anak itu tidak sadarkan diri dan dokter tersebut mengeluarkan air mata. Sampai setengah jam waktu berlalu, anak itu melihat tubuhnya sendiri dioperasi dan dia keluar dari ruang operasi dan melihat ibunya beserta semua rekan gereja menangis dan hanya satu kalimat yang terus diucapkan ibu itu,"Ya Tuhan, aku masih mau merawat anakku dan aku yakin mujizat itu nyata". Sampai ada seorang yang amat gagah dan bercahaya dan mengatakan,"Simon anak-Ku,kamu belum selesai, kembalilah dan ibumu masih memerlukanmu". Hingga terdengar alat pendeteksi jantung anak itu sudah lurus dan menandakan anak itu tidak ada harapan. Sampai ditunggu sang ibu meminta menunggu 15 menit tetapi tidak ada respon dan suster melepaskan semua peralatan operasi dan ketika alat pendeteksi jantung mau dilepas, muncul denyut jantung yang amat kecil dan suster itu terkejut dan saat itu dokter langsung masuk dan memeriksa dan ternyata mujizat itu terjadi dan akhirnya anak itu srelamat dan anak itu harus belajar duduk, berdiri, jalan, dan berlari lagi sampai saat ini anak itu sangat bersyukur akan hidup kedua dyang diberikan Tuhan dan hidup kedua anak itu adalah menjadi mata air danyang dapat menghilangkan rasa haus orang lain walau dia tau dia akan diminum dan akan habis. Inilah cerita "Mujizat itu nyata".
Thanks for reading & sharing BERSAMA MERAIH KESUKSESAN
0 komentar:
Post a Comment